Transformasi Metode Mengajar
Belajar dan mengajar. Sudah cukup lama aku berkecimpung di
olimpiade fisika. Selain mengikuti pembinaan dari pembina / dosen, sekarang aku
juga cukup sering mengisi pembinaan olimpiade fisika. Pembinaan yang paling
sering aku isi adalah pembinaan olimpiade fisika untuk adik kelasku di MAN 2
Kota Malang dari tingkat kota hingga tingkat nasional, bahkan pernah juga
mengisi sesi persiapan pelatnas. Ditambah lagi, aku juga mulai mengisi responsi
mata kuliah fisika di semester ini, dimulai dari Fisika Dasar 1.
Video-video rekaman pembinaan maupun responsi yang aku isi secara online
sekarang sering aku upload ke YouTube. Bila teman-teman perhatikan, ada
perbedaan metode mengajar antara video-video yang diunggah pada bulan Oktober
dibandingkan video-video sebelumnya. Kali ini aku ingin membagikan cerita tentang
transformasi metode mengajar yang aku gunakan dari pertama kali aku mengajar
hingga sekarang.
Dimulai dari Masa SMA
Selama masa sekolahku di MAN 2 Kota Malang, hampir tiap hari aku
mengikuti pembinaan olimpiade fisika. Setiap sore sepulang sekolah diadakan
pembinaan rutin dari setelah sholat Ashar hingga menjelang sholat Maghrib.
Bahkan menjelang OSN / KSM dari tingkat kota hingga tingkat nasional, pembinaan
dilaksanakan tiap hari dari pagi hingga sore (terkadang hingga malam hari).
Sekolah juga memberi izin untuk tidak mengikuti pelajaran di kelas untuk fokus
mengikuti pembinaan tersebut. Pembinaan dari sekolah ini dimulai sejak awal aku
kelas 10 (sekitar Juli 2018) hingga aku mengikuti OSN 2020 (Oktober 2020).
Seperti apa pembinaan olimpiade fisika dari sekolah ? Secara garis
besar, awalnya diberikan dasar materi dan contoh soalnya dahulu kemudian dilanjutkan
dengan latihan soal sebanyak-banyaknya. Pada masa awal persiapan OSK hingga
OSP, materi yang diperlukan tidak begitu banyak karena hanya sampai mekanika saja
sehingga pembinaan lebih banyak dihabiskan untuk latihan soal. Biasanya latihan
soal dicoba untuk dikerjakan sendiri / diskusi dahulu baru kemudian dibahas
bersama-sama. Perbedaan mulai cukup terasa ketika pembinaan OSN. Banyak materi baru
yang perlu dipelajari terutama elektrodinamika dan termodinamika. Sehingga
porsi materi dan latihan soal menjadi lebih berimbang.
Efek dari pandemi, pembinaan yang aku ikuti untuk persiapan OSP hingga
OSN 2020 dilaksanakan seluruhnya secara online. Metode pembinaan yang diberikan
adalah melalui online meeting seperti Zoom, Skype, atau Google Meet.
Pembina biasanya mengajar dengan aplikasi seperti whiteboard digital yang
dapat digunakan untuk menulis persamaan di layar seperti di papan tulis. Saat
itulah aku pertama kali merasakan metode mengajar seperti ini dan aku merasa
metode seperti ini cukup menarik.
Masa-Masa Pelatnas
Setelah berhasil meraih medali perak pada OSN 2020, aku pun lolos
ke tahap pelatihan nasional (pelatnas) IPhO 2021. Selain itu, aku juga
mengikuti dan berhasil lolos seleksi pelatnas APhO 2021. Dimulailah fase
pembinaan berikutnya, yaitu masa-masa pelatnas. Selama pelatnas aku sudah tidak
mengikuti pembinaan dari sekolah lagi melainkan mengikuti pelatihan dari
dosen-dosen pembina pelatnas. Pelatnas ini pun juga aku ikuti sepenuhnya secara
online.
Terdapat berbagai metode mengajar yang berbeda dari dosen-dosen
pengajar pelatnas. Ada yang menggunakan ppt, ada yang menggunakan whiteboard
digital, ataupun kombinasi dari keduanya. Namun, metode mengajar yang
paling menarik bagiku adalah metode mengajar selama pelatnas APhO yaitu
menggunakan Google Jamboard. Pembina pelatnas menggunakan Google Jamboard untuk
menjelaskan materi sambil menuliskan konsep dan persamaan-persamaan matematis.
Para peserta pelatnas juga diberikan akses ke Google Jamboard selama pembinaan
sehingga bisa ikut melihat dan mengedit secara real-time.
Pembinaan yang aku ikuti selama pelatnas memotivasiku untuk membeli
perangkat yang bisa digunakan untuk menulis persamaan secara digital. Aku
memilih untuk membeli pen tablet karena harganya lebih murah daripada
membeli tablet. Akhir tahun 2020 aku pergi ke toko elektronik di pusat
kota untuk mencari pen tablet dan aku putuskan untuk membeli merk Huion.
Pertama kali mencoba pen tablet ini memang cukup sulit dan tulisanku di
layar sangat jelek. Tapi aku terus berlatih menggunakannya hingga akhirnya
tulisanku mulai bisa terbaca.
Tawaran Mengajar Pertama
Tawaran mengajar pertama yang aku dapat adalah mengajar adik kelasku di MTsN Kota Madiun untuk persiapan olimpiade fisika SMP. Tawaran ini aku dapat akhir tahun 2020 dan aku terima sekalian untuk mencoba skill menulis dengan pen tablet. Aku ingat aplikasi yang pertama kali gunakan adalah Microsoft Whiteboard. Pembinaan ini berjalan cukup lancar meskipun aku masih belum cukup terbiasa menggunakan pen tablet. Setidaknya, tulisanku bisa terbaca oleh siswa yang aku ajar. Namun karena setelahnya jadwal pelatnas dan ujian sekolahku padat, aku hanya mengisi pembinaan ini sekali saja dan tidak berlanjut. Aku baru mulai mengisi pembinaan lagi setelah selesai IPhO 2021.
Pertama Kali Mengajar Online |
Membina Adik Kelas
Bulan Agustus 2021, aku telah selesai mengikuti IphO 2021 dan sedang berada pada masa orientasi kampus. Aku mendapat tawaran dari pembina olimpiade di sekolahku dulu untuk mengisi pembinaan untuk persiapan KSM tingkat kota. Aku pun mengambil tawaran tersebut. Pembinaan aku lakukan menggunakan Google Jamboard seperti saat aku pelatnas dulu.
Pembinaan berlanjut hingga persiapan KSM tingkat provinsi. Saat itu aku mencoba Zoom Whiteboard yang merupakan bawaan dari Zoom ketika melakukan zoom meeting. Setelah aku coba, entah kenapa ternyata tulisanku dengan aplikasi Zoom Whiteboard lebih bagus daripada Google Jamboard walaupun dengan pen tablet yang sama. Aku pun mencoba mengajar dengan Zoom Whiteboard. Namun, saat itu terdapat kekurangan yang cukup krusial dari Zoom Whiteboard ini, yaitu whiteboard akan hilang dan tidak tersimpan jika koneksi tiba-tiba terputus / bermasalah di tengah meet. Tulisan yang sudah tertulis akan hilang dan harus ditulis ulang. Aku pun perlu sering menyimpan file whiteboard supaya tidak hilang di tengah jalan.
Mengajar dengan Google Jamboard |
Mengajar dengan Zoom Whiteboard |
Pembinaan Offline
Bulan Oktober 2021, aku mendapat tawaran dari pembina olimpiade di sekolahku dulu untuk mengisi pembinaan persiapan OSN 2021 namun kali ini secara offline. Terlalu sering mengisi pembinaan secara online membuatku lupa rasanya pembinaan offline. Aku menerima tawaran ini karena saat itu memang kegiatan kuliah tidak begitu padat. Aku berangkat ke Malang dari rumahku di Madiun untuk mengajar offline sekitar 3-4 hari. Metode pembinaan yang aku gunakan pun menyesuaikan seperti ketika aku mengajar online. Perbedaannya hanya whiteboard yang digunakan sekarang merupakan papan tulis fisik dan spidol. Ketika menggunakan whiteboard digital biasanya file tulisan bisa aku simpan dalam format pdf untuk aku berikan ke siswa yang aku ajar. Namun ketika mengajar offline, dokumentasi tulisan di papan tulis aku lakukan dengan kamera smartphone. Pembinaan berjalan dengan lancar dan penyampaian materi aku rasa sudah efektif.
Mengajar Offline |
OneNote dan Laptop Baru
Bulan Oktober 2021, aku juga membeli laptop baru karena aku rasa laptop yang sebelumnya kurang bisa mendukung kegiatan-kegiatan perkuliahan. Saat itu aku mencoba aplikasi bawaan dari Windows yaitu Microsoft OneNote. Setelah aku coba, ternyata tulisanku dengan aplikasi Microsoft OneNote lebih bagus daripada dengan Google Jamboard ataupun Zoom Whiteboard. Meskipun kekurangan dari Microsoft OneNote adalah kurang fleksibel untuk dibagikan aksesnya seperti Google Jamboard, namun aku rasa hal itu tidak terlalu masalah karena filenya tidak rawan hilang seperti Zoom Whiteboard sehingga aku memutuskan untuk pindah ke Microsoft OneNote.
Dengan laptop yang baru ini, aku selalu menggunakan Microsoft OneNote untuk mengajar. Aku merasa nyaman dengan OneNote karena tulisannya mudah untuk di-copy-paste, mudah gambar dari luar, pengaturan jenis tinta yang mudah, dan masih banyak lagi. Selama berbulan-bulan aku terus menggunakan OneNote untuk mengajar. Sejak saat itu aku mengisi banyak pembinaan dari asistensi pelatnas tahap 1 IPhO 2021, persiapan adik kelas untuk OSK hingga OSP, persiapan OSN SMP, dan masih banyak lagi.
Asistensi Pelatnas Tahap 1 IPhO 2021 |
Mengajar Persiapan OSN SMP |
Mengetik Equation di MS Word
Awal tahun 2022, aku mengikuti event olimpiade fisika
tingkat perguruan tinggi dari ITB yaitu EUREKA! 2022. Aku berhasil lolos hingga
babak semifinal dan pihak kampus memberi pembinaan untuk persiapan karena babak
semifinal nanti tipe soalnya adalah uraian. Pembinaan memang hanya berlangsung
satu pertemuan. Namun, selama pembinaan ini, ada salah satu metode pengajaran
dari dosen yang sangat menarik perhatianku. Salah satu dosen membahas soal
dengan mengetik equation di MS Powerpoint dan Microsoft OneNote. Aku
kagum karena beliau bisa mengetik equation dengan sangat cepat dan hasilnya
juga rapi. Aku teringat pertengahan 2020 pernah mengikuti lomba online
yang membuatku perlu mengetik equation di MS Word dan itu memerlukan
waktu yang lama sekali. Meskipun sebenarnya aku juga sudah belajar mengetik
dengan LaTex namun belum bisa secepat itu.
Ketertarikan itu membuatku mulai belajar mengetik equation di MS Word. Saat itu aku menggunakan LaTex conversion karena sebelumnya sudah belajar menggunakan LaTex. Hal ini aku terapkan ketika mengerjakan laporan praktikum elektronika I untuk mengerjakan soal hitungan dengan diketik. Mengetik equation di MS Word ternyata tidak begitu sulit jika sebelumnya sudah pernah menggunakan LaTex. Namun memang diperlukan kejelian dan kesabaran supaya hasilnya sesuai.
Mengetik Persamaan di MS Word |
Pembinaan ON-MIPA
Bulan Mei 2022, aku mulai mengikuti pembinaan dari kampus untuk persiapan
ON-MIPA 2022. Pembinaan diisi penjelasan materi terkait fisika statistik dan
fisika kuantum oleh dosen dan latihan soal ON-MIPA dari kakak tingkat yang
tahun sebelumnya sudah meraih medali emas sehingga sudah tidak bisa ikut lagi. Dosen
yang mengisi sama seperti ketika pembinaan untuk EUREKA!. Kali ini aku
menyadari satu hal. Ketika mengetik equation, aku perlu mengetik kode
seperti di LaTex dahulu supaya muncul persamaan yang diinginkan kemudian
menekan enter, misalnya “\frac{1}{2}” untuk membuat pecahan ½. Sedangkan dosen
yang mengajar dengan mengetik equation dapat menuliskan pecahan dengan cepat,
cukup mengetik “/” saja langsung muncul bentuk pecahan. Rupanya, supaya dapat
mengetik lebih cepat, lebih baik menggunakan Unicode conversion. Aku
baru diberi tahu oleh teman kuliahku tentang hal ini sekitar akhir Agustus.
Selama pembinaan ini, aku juga baru tahu kalau ada fitur draw di
MS Word. Dengan fitur ini kita bisa
menggambar langsung di dokumen seperti menggambar pada Microsoft Whiteboard.
Salah satu kakak tingkat yang mengajar sempat menggunakan fitur ini meskipun
hanya sekali. Pada pertemuan berikutnya dia menggunakan OneNote.
Menemukan Metode Mengajar Sendiri
Setelah selesai mengikuti ON-MIPA pada akhir bulan September lalu,
aku menjadi merasa punya lebih banyak waktu untuk mengeksplorasi hal baru.
Salah satu hal yang aku eksplorasi adalah metode mengajarku. Setelah beralih
menggunakan Unicode conversion, aku dapat mengetik persamaan di MS Word
dengan cepat, bahkan bisa lebih cepat daripada dengan tulis tangan / dengan whiteboard
digital. Hal ini didukung kemampuan mengetikku yang lumayan cepat. Aku pun
terpikirkan ide untuk mengajar dengan MS Word. Kalimat penjelasan dan persamaan
matematis aku ketik sedangkan untuk hal yang perlu digambar (seperti diagram
gaya, grafik, dsb.) aku menggunakan fitur draw. Aku mulai mencoba metode
ini dan aku rasa cocok bagiku.
Saat itu aku juga mendapat tawaran dari pembina di sekolahku dulu
untuk mengisi pembinaan persiapan OSN 2022. Awal Oktober, aku ambil tawaran ini
sekaligus ujicoba metode mengajar dengan MS Word. Pembinaan berlangsung dengan
lancar dan cukup optimal. Setelah aku lihat hasil pembasahan dengan MS Word
lebih rapi dan jelas daripada jika aku tulis tangan melalui whiteboard digital.
Hal ini selanjutnya aku coba ketika mengisi responsi Fisika Dasar 1. Sebelumnya
aku mengisi responsi dengan menggunakan OneNote seperti ketika mengisi
pembinaan olimpiade. Responsi juga berlangsung dengan lancar dan mendapat feedback
positif, pembahasan responsi menjadi lebih rapi.
Metode mengajar dengan MS Word ini aku rasa menjadi metode yang
cocok bagiku. Metode ini dapat melatih skill mengetik equation
dengan cepat di MS Word. Hal ini akan bermanfaat karena banyak tugas-tugas
kuliah ataupun makalah yang perlu mengetik equation. Metode ini juga
menjadi solusi bagi tulisanku yang dari awal memang tidak begitu bagus sehingga
lebih rapi jika diketik. Selain itu, feedback positif dari siswa /
mahasiswa yang aku ajar juga menjadi pertimbangan untuk tetap menggunakan
metode ini. Meskipun demikian, terkadang aku tetap menggunakan OneNote untuk
mengerjakan tugas-tugas kuliah yang tidak memperbolehkan pengerjaan dengan
diketik.
Mengajar dengan MS Word |
Dari cerita mengenai transformasi metode mengajarku di atas, aku
ingin berpesan kepada teman-teman untuk terus beradaptasi terhadap perubahan
dan tidak takut untuk belajar hal baru. Meskipun aku sudah menemukan metode
yang aku rasa sudah pas, namun untuk kedepannya aku tetap berusaha
menyempurnakannya lagi. Bagi teman-teman yang punya cerita / saran terkait
metode mengajar, silakan disampaikan di kolom komentar, ya. Semoga cerita ini
dapat bermanfaat. Terima kasih.
Posting Komentar